Senin, 30 November 2015

MEDIA PEMBELAJARAN AUD




MEDIA PEMBELAJARAN AUD  

A.   Pengertian Media Pembelajaran AUD

Media berasal dari bahasa Latin dan merupakan bentuk jamak dari kata medium yang secara harfiah memiliki arti antara, perantara,atau pengantar. Media adalah perantara atau pengantar pesan dari pengirim pesan kepada penerima pesan. Terkait dengan pembelajaran, media adalah segala sesuatau yang dapat digunakan untuk menyampaikan pesan dari pengirim pesan kepada penerima pesan sehingga dapat merangsang pikiran, perasaan, dan perhatian anak didik untuk tercapainya tujuan pendidikan.
Pembelajaran merupakan suatu proses yang didalamnya terdapat nilai mendidik. Pembelajaran yang baik yaitu  apabila dalam proses belajar mengajar terdapat hubungan timbal balik antara guru dengan anak. Ketika dalam pembelajaran hanya terjadi komunikasi searah, maka proses pembelajaran tidak dapat dikatakan sebagai interaksi yang edukatif.
Jadi ,Media pembelajaran adalah suatu media yang digunakan dalam proses pembelajaran, yaitu meliputi alat bantu guru dalam mengajar serta sarana pembawa pesan dari sumber belajar ke penerima pesan belajar (peserta didik).
Ada beberapa batasan yanng dikemukakan oleh para ahli tentang pengertian media, diantaranya :
1.   Gagne (1970)
Media adalah berbagai jenis komponen dalam lingkungan anak didik yang dapat memotivasi anak didik untuk belajar.
2.  Schramm (1997)
Media pembelajaran merupakan teknologi pembawa informasi yang dapat dimanfaatkan untuk proses belajar mengajar.
3.  Briggs (1970)
Media pembelajaran adalah sarana fisik untuk menyampaikan materi pelajaran.
4.  Gerlach & ely (1971)
Mengatakn bahwa media apabila dipahamisecara garis besar adalah manusia, materi, atau kejadian yang membangun kondisiyang membuat siswa mampu memperoleh pengetahuan, keterampilan  atau sikap.
5.  AECT(association of education and communication thechnology,1997)
Memberikan batasan tentang media sebagai bentuk dan saluran yang digunakan untuk menyamapikan pesan atau informasi.
6.  Fleming (1987)
Media adalah penyebab atau alat turut campurtengah dalam dua pihakatau mendamaikannya.
7.  Heinich dan kawan-kawan (1982)
Mengemukakan istilah medium sebagai perantara yang mengatur formasi antara sumberdan penerima, jadi televisi, film, foto, radio, rekaman audio, gambar yang diproyeksikan, bahan0bahan cetakan dan sejenisnya adalah medium.
8.  Hamidjojo dalam latuheru (1993)
Media adalah semua bentuk perantara yang digunakan oleh manisa untuk menyampaikan atau menyebarkan ide gagasan, atau pendapat sehingga ide atau pendapat yang dikemukan kan itu sampai kepada merima yang dituju.
Kesimpulan:
Dari berbagai pendapat tentang pengertian media, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa pengertian media dalam pembelajaran adalah segala bentuk alat komunikatif yang dapat digunakan untuk menyampaikan pesan/informasi dari sumber kepada anak didik yanng bertujuan agar dapat merangsang pikiran, perasaan, minat dan perhatian anak didik untuk mengikuti kegiatan pembelajaran.
Jadi,media pembelajaran bagi anak usia dini: Pembelajaran yang menyenangkan bagi anak merupakan suatu perangsang agar anak mampu mengembangkan kemampuan dasarnya. Pembelajaran yang semacam ini memang harus ditunjang dengan media pembelajaran yang menarik pula. Pada hakikatnya seorang anak akan dengan mudah belajar ketika disuguhkan dengan benda yang nyata sebab anak belum mampu berfikir secara abstrak. Maka guru membutuhkan penunjang dalam pembelajaarannya seperti Alat Permainan Edukatif (APE).
B.PERANAN MEDIA PEMBELAJARAN BAGI ANAK USIA DINI
1.    Memperjelas Penyajian Pesan dan Mengurangi Verbalitas
Penggunaan media dapat mengurangi verbalitas karena media dapat mendooroong anak untuk aktif berperan serta dalam proses belajar mengajar, sehingga informasi yang diterima oleh anak didik tidak hanya dari guru saja tetapi anak didik juga turut aktif mencari dan mendapatkan informasi pembelajaran tersebut.
2.    Memperdalam Pemahaman Anak Didik terhadap Materi Pelajaran
Dengan penggunaa media dalam belajar akan ada kejelasan informasi/pesan tentang materi pelajaran yang diterima anak didik. Di samping itu, melalui media peran aktif anak didik dapat digerakkan untuk memperoleh pengetahuan tentang materi pelajaran, maka hal itu secara otomatis akan memperdalam pemahaman anak didik.

3. Memperagakan Pengertian yang Abstrak kepada Pengertian yang Koonkret dan Jelas
Materi pembelajaran sering kali adalah sesuatu yang bersifat abstrak. Hal yang abstrak ini tidak mudah dipahami terutama untuk anak usia dini. Oleh karena itu, media mampu menjadikan sesuatu yang bersifat abstrak dapat dipahami secara konkret dan jelas. Misalnya ketika mengajarkan makna kasih sayang, Tuhan, Malaikat, dll.

4. Mengatasi Keterbatasan Ruang, Waktu dan Daya Indera anak
Manusia memiliki keterbatasan indera untuk bisa memahami tentang seluk beluk lingkungan kehidupannya jika hanya mengandalkan daya inderanya. Ooleh karena itu, manusia membutuhkan bantuan berbagai alat yaitu denagn menggunakan berbagai media.

5. Penggunaan Media Pembelajaran yang Tepat akan Dapat Mengatasi Sikap Pasif Anak Didik
Dengan penggunaan media, anak diberi kesempatan untuk bereksperimen, dan bereksplorasi secara luas terhadap media tersebut.

6.Mengatasi Sifat Unik pada Setiap Anak Didik yang Diakibatkan oleh Lingkungan yang Berbeda
Setiap anak didik berasal dari lingkungan keluarga yang memiliki budaya, agama, tingkat pendidikan, dan sosial ekonomi yang berbeda-beda. Oleh karena itu, setiap anak didik memiliki keunika tersendiri dan berpengaruh terhadap proses belajar-mengajar. Dalam hal ini guru dituntuk untuk mengguakan media yang sesuai dengan para anak didiknya. Misalnya guru menggunakan variasi media utuk mengatasi perbedaan gaya belajar para anak didiknya.
7.Media Mampu Memberikan Variasi dalam Proses Belajar Mengajar
Dengan menggunakan media yang bervariasi, maka suasana pembelajaranpun akan bervariasi dan menarik bagi anak. Hal ini dikarenakan setiap media memiliki karakteristik yang memungkinkan kegiatan pembelajaran dapat dilakukan dalam berbagai cara dan metode.
8.Memberi Kesempatan pada Anak Didik untuk Mereview Pelajaran yang Diberikan
Dalam proses belajar-mengajar mungkin saja ada beberapa informasi yang terlewat oleh anak. Dengan melihat kembali media yang digunakan oleh guru dalam menerangkan, anak dapat merevisi kembali informasi pelajaran yang pernah diterimanya tersebut
9. Memperlancar Pelaksanaan Kegiatan Belajar-Mengajar dan Mempermudah Tugas Para Guru
Dengan penggunaan media yang tepat, maka pelaksanaan kegiatan belajar-mengajar akan lebih efektif dan efisien.
C.KEGUNAAN ATAU PENTINGNYA MEDIA BAGI ANAK USIA DINI
Ada beberapa pertimbangan mengenai pentingnya media dalam pembelajaran anak TK, antara lain:
1.      Media belajar memberi kesempatan untuk mendapatkan pengetahuan dan memperkaya anak dengan menggunakan berbagai pilihan sumber belajar seperti buku, alat, nara sumber, metode, lingkungan dsb yang semuanya dapat menambah pengetahuan anak. Dalam hal ini sumber belajar menfasilitasi anak untuk menyalurkan keingintahuannya yang kuat dan antusias terhadap banyak hal.
  1. Media belajar dapat meningkatkan kemampuan anak dalam berbahasa, caranya dengan berbicara dan berkomunikasi dengan nara sumber atau guru yang dapat mengembangkan pandangan anak dalam berbagai aspek kehidupan.
  2. Media belajar dapat membantu mengenalkan anak pada lingkungan dan juga mengajar anak mengenal kekuatan maupun kelemahan dirinya. Hal ini bisa menggunakan alat permainan sebagai sumber belajar sehingga dapat memotivasi anak untuk melakukan kegiatan yang jelas dan menggunakan panca indranya secara aktif, contoh, kepingan puzzle.
  3. Media belajar dapat menumbuhkan motivasi belajar anak sehingga perhatian anak meningkat. Sumber belajar yang beragam dan bervariasi akan menimbulkan rasa keterkaitan anak terhadap bahan ajar yang akan diberikan. Anak bisa memilih sumber belajar mana yang paling cocok dan sesuai dengan minatnya masing-masing hal ini akan membuat suasana pembelajaran terasa lebih dinamis mengingat siswa semangat untuk belajar.
  4. Media belajar memungkinkan anak untuk mencapai tujuan pembelajaran dengan lebih baik.
  5. Media belajar mendukung siswa untuk lebih banyak melakukan kegiatan belajar yaitu selain mendengarkan uraian dari guru tetapi juga mengamati, melakukan, mendemontrasikan dan lain-lain.
  6. Memperjelas penyajian pesan agar tidak terlalu bersifat verbalistik (dalam bentuk kata-kata tertulis atau lisan).
  7. Mengatasi keterbatasan ruang, waktu dan daya indera.
9.   Dapat memberikan pengalaman belajar yang lebih kongkret langsung. Anak dalam   nejnajgn TK berada pada fase berfikir kongkret artinya anak seusia TK belum mampu berfikir diluar batas kemampuan pancainderanya (secara abstrak). Pemberian pengalaman belajar yang nyata/kongkret akan lebih bermakna dalam proses belajar anak. Misal guru menjelaskan angkutan. Sebaiknya guru tidak menjelaskan secara lisan saja, sebaiknya guru menfasilitasi untuk melihat langsung.
10. Ada kalanya guru harus menjelaskan mengenai hal-hal yang tidak meungkin diadakan, di kunjungi atau di lihat secara langsung. Misal guru bercerita binatang maka guru mungkin mendatangkan gajah ke sekolah, maka guru dapat menggunakan gambar, foto dan lain sebagainya.
11. Upaya memperluas wawasa anak melalui pemanfaatan sumber belajar merupakan nilai tambah yang lain  sumber belajar. Artinya guru untuk menambah wawasan anak maka guru telah mengajak untuk mengamati. Misal mengamati ikan dan sebagainya.
12. Memberikan informasi yang akurat dan terbaru. Misal informasi yang di dapatkan anak melalui buku bacaan/majalah.
13. Motivasi anak untuk belajar selalu menjadi fokus perhatian guru dalam pengelolaan kegiatan pembelajaran anak TK. Artinya kreatifitas guru dalam memilih dan memanfaatkan berbagai sumber belajar akan mendorong anak menyenangi kegiatan belajarnya, karena anak di berikan sumber pengetahuan, sumber informasi dan sumber balajar dan beragam.
14  .Mengembang berfikir anak secara lebih kritis dan positif. Misal anak diajak ke kebun binatang, maka anak akan dapat mengemukakan pertanyaan atas apa yang dilihatnya.

B.PERMAINAN EDUKATIF PADA AUD
            Permainan edukatif adalah semua bentuk permainan yang dirancang untuk memberikan pengalaman pendidikan atau pengalaman belajar kepada para pemainnya, termasuk permainan tradisional dan “modern” yang diberi muatan pendidikan dan pengajaran (Adams, 1975).
            Atas dasar pengertian itu, permainan yang dirancang untuk memberi informasi atau menanamkan sikap tertentu, misalnya untuk memupuk semangat kebersamaan dan kegotongroyongan, termasuk dalam kategori permainan edukatif karena permainan itu memberikan pengalaman belajar kognitif dan afektif. Dengan demikian, tidak menjadi soal apakah permainan itu merupakan permainan “asli” yang khusus dirancang (by design) untuk pendidikan ataukah permainan “lama” yang diberi nuansa atau dimanfaatkan (by utilization) untuk pendidikan.
            Permainan edukatif merupakan suatu kegiatan yang sangat menyenangkan dan dapat merupakan cara atau alat pendidikan yang bersifat mendidik dan bermanfaat untuk meningkatkan kemampuan berbahasa, berpikir serta bergaul dengan lingkungan atau untuk menguatkan dan menterampilkan anggota badan si anak, mengembangkan kepribadian, mendekatkan hubungan antara pendidik dengan peserta didik, kemudian menyalurkan kegiatan anak didik dan sebagainya.
            Permainan edukatif juga dapat berarti sebuah bentuk kegiatan yang dilakukan untuk memperoleh kesenangan dari cara atau media pendidikan yang digunakan dalam kegiatan bermain, yang disadari atau tidak, memiliki muatan pendidikan yang dapat bermanfaat dalam mengembangkan diri peserta didik.Artinya, permainan edukatif merupakan sebuah bentuk kegiatan mendidik yang dilakukan dengan menggunakan cara atau media permainan yang bersifat mendidik. Ringkasnya, permainan edukatif adalah permainan yang bersifat mendidik.
Dalam menentukan permainan edukatif, guru harus pintar dalam memilih, karena tidak semua yang harganya mahal dan modern itu bersifat mendidik, bisa jadi itu hanya menanamkan sifat konsumtif pada anak. Selayaknya guru sebagai pendidik di sekolah dapat memilih dan menyediakan media-media yang dapat mendukung perkembangan kepribadian anak, yang menyangkut fisik, intelektual, sosial, moral dan emosional anak. Dalam memilih permainan edukatif, guru harus memperhatikan kelayakan dan kemanan mainan tersebut.
Syarat-syarat yang perlu diperhatikan dalam memilih permainan edukatif diantaranya:
1.
Desain Mudah dan Sederhana

Sebaiknya desain permainan edukatif mempunyai desain yang sederhana. Hal paling penting adalah tepat dan mengena pada sasaran edukasi, sehingga anak tidak terbebani dengan kerumitannya.
2.
Multifungsi

Permainan edukasi sesuai untuk anak lelaki atau perempuan, sehingga dapat juga dibentuk sesuai kreativitas dan keinginan anak.
3.
Menarik

Permainan edukatif sebaiknya mampu memotivasi anak dan tidak memerlukan pengawasan yang intensif. Sehingga anak akan bebas mengekspresikan kekreatifannya.
4.
Berukuran besar

Permainan edukatif sebaiknya berukuran besar karena kan memudahkan anak untuk memegangnya dan menghindari kemungkinan membahayakan misalnya dimasukkan ke mulut, maka sebaiknya memilih peralatan yang besar.
5.
Awet dan sesuai kebutuhan

Hendaknya permainan edukasi tahan lama dan sesuai tujuan yang diinginkan, sesuai kebutuhan dan tidak menghabiskan ruangan.
6.
Mendorong Anak untuk bermain bersama

Sebaiknya memilih anak yang memberi kesempatan untuk bersosialisasi dengan temannya dengan segenap kreativitasnya.
7.
Mengembangkan Daya Fantasi

Permainan edukasi diharapkan mampu mengembangkan daya fantasi dan imajinasi anak.
Walaupun alat permainan edukatifnya sederhana harus tetap menarik baik warna maupun bentuknya. Bila bersuara, suaranya harus jelas. Alat permainan edukatif harus mudah diterima oleh semua kebudayaan karena bentuknya sangat umum dan harus tidak mudah rusak. Kalau ada bagian-bagian yang rusak harus mudah diganti. Selain itu pemeliharaannya mudah, terbuat dari bahan yang mudah didapat, dan harganya terjangkau oleh masyarakat luas.
Permainan edukatif penting bagi anak-anak, disebabkan karena :
1.
Permainan edukatif dapat membantu anak dalam mengembangkan dirinya.
2.
Permainan edukatif mampu minengkatkan kemampuan berkomunikasi bagi anak.
3.
Permainan edukatif mampu membantu anak dalam menciptakan hal baru atau memberi inovasi pada suatu permainan.
4.
Permainan edukatif mampu meningkatkan cara berpikir pada anak.
5.
Permainan edukatif mampu meningkatkan perasaan anak.
6.
Permainan edukatif mampu meningkatkan rasa percaya diri pada anak.
7.
Permainan edukatif mampu merangsang imajinasi pada anak.
8.
Permainan edukatif dapat melatih kemampuan bahasa pada anak
9.
Permainan edukatif dapat membentk moralitas anak.
10.
Permainan edukatif dapat mengembangkan sosialisasi pada anak.

ALAT PERMAIAN EDUKATIF
BASKETBALL GAME
DARI TUTUP BOTOL PLASTIK

1.bahan
 Bahan yang digunakan dalam media pembelajaran ini:
            a.kardus bekas
            b.tutup botol bekas aqua
            c.botol minuman bekas
            d.kertas HVS
            e.kertas kado
            f.bekas plastic makanan ringan
            g.karet
            h.tali
            i.kawat
           
2.alat
Alat yang digunakan dalam media pembelajaran ini:
            a.gunting
            b.pisau cutter
            c.paku
            d.penggaris/roll
            e.kayu
            f.lem dlukoll
            g.lem aica-aibon

3.cara pembuatan:
Cara pembuatan media ini:
1.potong kardus bekas dengan ukuran panjang 30 cm dan lebar 26 cm,pada lebar kardus sisakan sedikit kardus bekas dengan ukuran 3 cm yang tidak dipotong habis agar bisa digunakan untuk meletakkan tiang atau tonggak basketnya.
2.setelah kardus di potong dengan ukurang yang telah ditentukan kemudian tempelkan kertas hvs agar bisa menutupi kardus dan agar lebih menarik lagi tambah dengan hiasan kertas kado,hiasi bagian tepi kardus yang telah dipotong dengan rapid an selanjutnya hiasi lapangan basket dengan bekas plastic makanan ringan yang telah disediakan.
3.kemudian dilanjutkan dengan membuat tonggak basket tersebut dengan memotong kardus dengan ukuran dengan panjang 12 cm dan lebar juga 12 cm dan juga dibuat tonggak basketnya dengan kardus bekas juga,agar terlihat rapi juga dihiasi dengan kertas kado.
4.selanjtunya tempelkan kertas hvs pada bagian depan kardus supaya rapi,dan dilanjutkan dengan memberi lem pada tutup botol minuman bekas dan selanjutnya tempelkan tutup botol tadi pada kardus yang telah ditempelkan kertas hvs tadi.
5.kemudian pada bagian tutup botol paling bawah bagian tengahnya beri lobang agar bisa dimasukkan bekas kaleng minuman yang juga diberi lobangnya agar bisa bersatu dan menjadi gawang bola basket tersebut
6.setelah kardus bekas tadi dihiasi dengan hvs dan kertas kado,kemudian letakkan tonggak basket pada bagian kardus yang tidak terpotong habis tadi pada bagian lebar kardus,agar bisa menjadi lapangan basket dan disertai juga dengan gawangnya.
7.selanjutnya untuk membuat bola basket,di ambil dari tutup botol dari minuman aqua,dan tutup botol tersebut juga dihiasi dengan kertas berwarna dan juga diberi angka setiap tutup botol yang telah dihiasi.
8.dan yang terakhir untuk bisa dimainkan bola basket tersebut,kami menggunakan bekas dari minuman yakult yaitu 2 buah yakult dan juga diberi hiasan dengan kertas kado dan juga menggunakan tutup botol bekas.

4.cara bermain/cara penggunaannya.
           Pertama-tama guru mengenalkan kepada anak permainan apa yang akan dimainkan anak,selanjutnya guru mengetahui aturan-aturan permainan kepada anak,anak harus mematuhi dan bermain secara bergantian dengan teman-temannya.
           selanjutnya dimulai dari guru mempraktekkan dengan cara menarik tutup botol yang telah dihiasi dengan bekas minuman yakult kemudian dilemparkan tutup botol yang telah diberi huruf ke gawang basket denagn menggunakan jari telunjuk agar tutup botol tadi masuk ke gawang yang telah disediakan,kemudian guru mengajak anak bermain dengan cara bergantian dengan menggunakan tutup botol yang adanya hurufnya dari 1-5.dan anak juga bermain secara bergantian.
Gambar media permainan basket untuk anak usia dini:

 Keterangan tentang gambar:
1.huruf 1-5 itu adalah bola basket yang dilemparkan untuk bermain bagi anak,dan bermainnya secara bergantian.
2.botol bekas minuman yakult itu sebagai tempat meletakkan bola ke dalam tutup botol setelah tutupnya dibuka dan ditarik kebawah agar bolanya bisa dilemparkan ke gawang basket tersebut.

5.aspek yang dikembangkan
           Aspek yang dapat dikembangkan dalam media pembelajran ini adalah:
           1.mengembangkan aspek motorik halus anak.
                       Permainan basket ini dapat mengembangkan motorik halus anak,dengan cara anak             memainkan dengan jari jemarinya.
           2.mengembangkan aspek NAM
                       Permaina basket anak ini anak juga dapat mengembangkan aspek nam nya              melalui anak mau menunggu antrian pada saat permainan,dan juga disiplin dalam                  permainan
           3.aspek kognitif anak.
                        Melalui permainan ini anak juga dapat mengembangkan aspek kognitifnya melalui anak mengetahui huruf-huruf yang telah disediakan guru dan juga mengetahui macam-macam warna,baik itu warna dari tutup botol bekas tersebut dan juga warna dari huruf-huruf tersebut.
4.aspek bahasa
            Dengan permainan ini juga dapat mengembangkan aspek bahasa anak karena saat guru bertanya kepada anak,berapa jumlah tutup botol,apa saja warna-warna yang ada pada tutup botol dan anak mampu menjawab pertanyaan dari guru,disini aspek bahasa anaak berkembang.
5.aspek sosial emosional
            Melalui permainan ini anak juga bisa mengembangkan aspek sosemnya karena dengan permainan ini anak juga mampu berinteraksi dengan temannya.
6.sasaran berdasarkan usia.
            Pada media pembelajaran ini sasaran usia anak yaitu:
Usia 5-6 tahun.
Dimana pada usia ini anak sudah dapat bermain basket ini dan juga dapat mengembangkan segala aspek perkembangan anak.dilihat saja dari aspek:
            1.nam
            Pada aspek nam ini :anak senang bermain bersama teman-temannya,dan juga mau bermain bersama teman-temannya,dan sabar menunggu giliran,bisa mengendalikan emosi dengan cara yang wajar,karena dalam permainan ini juga melatih kesabaran anak dalam memasukkan bola ke gawangnya.
            2.kognitif
Pada usia 5-6 tahun anak sudah mampu menyebutkan urutan bilangan dari 1-5,dan juga mengetahui lambing bilangan tersebut.
            3.fisik motorik halus
Dalam permaianan bola basket ini pada usia 5-6 tahun anak sudah bisa memegang bola dan juga melemparkan bola ke gawang dengan menggunakan jari jemarinya.

7.analisis kebutuhan.
            Pada media pembelajaran ini,guru menggunakan media ini dengan menggunakan metode bermain,dimana sama-sama kita ketahui bahwa anak usia dini itu kebutuhannya adalah bermain,”jadi seorang guru harus kreatif memilih media yang akan diajarkan kepada anak,dimana media yang digunakan juga harus dapat mengembangkan segala aspek perkembangan anak,dimana dalam pembelajaran untuk anak usia dini yaitu dengan “bermain sambil belajar atau belajar seraya bermain”,dalam permaianan anak juga bisa belajar,juga mengetahui dan juga menambah wawasan anak.disini kreatifitas dari seorang gurulah yang mampu merangsang pembelajran yang menarik bagi anak dengan menggunakan media permainan yang menyenagkan bagi anak.



                                                           






Kesimpulan

        Berdasarkan uraian diatas maka dapat di simpulkan bahwa bermain basket dari bahan bekas sangat menyenangkan dan bahan-bahannya sangat mudah di dapatkan.Selain itu juga media ini sangat aman dan mudah di buat,tentunnya dengan biaya yang sangat terjangkau,jadi apabila rusak mudah di perbaiki.dan permainan ini juga dapat mengembangkan segala aspek perkembangan anak,namun dalam permainan ini aspek perkembangan yang paling menonjol yaiti fisik motorik halus anak,karena anak bermain menggunakan jari-jemarinya.

Saran



1
Perlu adanya upaya meningkatkan kreatifitas dengan memperluas wawasan guru tentang pemanfaatan media alat permainan edukatif ini dan bahan yang digunakan tidak jauh di sekitar guru dan siswa untuk dijadikan media pembelajaran.

2
Perlu adanya upaya meningkatkan wawasan guru yang dapat memanfaatkan berbagai media sehingga melahirkan pembelajaran yang efektif dan menyenangkan.
















DAFTAR RUJUKAN


Sadiman,Arief,dkk.2003.Media Pendidikan Pengertian, Pengembangan dan Pemanfaatannya.Jakarta.USAID
Tim Penyusun.2004.Bahan Ajar Belajar Pembelajaran.UNP
http//wordpress.com
http//kompasiana.com




Tidak ada komentar:

Posting Komentar