MEDIA PEMBELAJARAN AUD
A.
Pengertian Media Pembelajaran AUD
Media berasal dari bahasa Latin dan
merupakan bentuk jamak dari kata medium yang secara harfiah memiliki
arti antara, perantara,atau pengantar. Media adalah perantara
atau pengantar pesan dari pengirim pesan kepada penerima pesan. Terkait dengan
pembelajaran, media adalah segala sesuatau yang dapat digunakan untuk
menyampaikan pesan dari pengirim pesan kepada penerima pesan sehingga dapat
merangsang pikiran, perasaan, dan perhatian anak didik untuk tercapainya tujuan
pendidikan.
Pembelajaran
merupakan suatu proses yang didalamnya terdapat nilai mendidik. Pembelajaran
yang baik yaitu apabila dalam proses
belajar mengajar terdapat hubungan timbal balik antara guru dengan anak. Ketika
dalam pembelajaran hanya terjadi komunikasi searah, maka proses pembelajaran
tidak dapat dikatakan sebagai interaksi yang edukatif.
Jadi ,Media pembelajaran adalah suatu media yang
digunakan dalam proses pembelajaran, yaitu meliputi alat bantu guru dalam
mengajar serta sarana pembawa pesan dari sumber belajar ke penerima pesan
belajar (peserta didik).
Ada beberapa batasan yanng dikemukakan oleh para ahli
tentang pengertian media, diantaranya :
1. Gagne (1970)
Media adalah berbagai jenis komponen dalam lingkungan
anak didik yang dapat memotivasi anak didik untuk belajar.
2. Schramm (1997)
Media pembelajaran merupakan teknologi pembawa
informasi yang dapat dimanfaatkan untuk proses belajar mengajar.
3. Briggs (1970)
Media pembelajaran adalah sarana fisik untuk
menyampaikan materi pelajaran.
4. Gerlach & ely (1971)
Mengatakn bahwa media
apabila dipahamisecara garis besar adalah manusia, materi, atau kejadian yang
membangun kondisiyang membuat siswa mampu memperoleh pengetahuan,
keterampilan atau sikap.
5. AECT(association of education and
communication thechnology,1997)
Memberikan batasan
tentang media sebagai bentuk dan saluran yang digunakan untuk menyamapikan
pesan atau informasi.
6. Fleming (1987)
Media adalah penyebab
atau alat turut campurtengah dalam dua pihakatau mendamaikannya.
7. Heinich dan kawan-kawan (1982)
Mengemukakan istilah
medium sebagai perantara yang mengatur formasi antara sumberdan penerima, jadi
televisi, film, foto, radio, rekaman audio, gambar yang diproyeksikan, bahan0bahan
cetakan dan sejenisnya adalah medium.
8. Hamidjojo dalam latuheru (1993)
Media adalah semua
bentuk perantara yang digunakan oleh manisa untuk menyampaikan atau menyebarkan
ide gagasan, atau pendapat sehingga ide atau pendapat yang dikemukan kan itu
sampai kepada merima yang dituju.
Kesimpulan:
Dari berbagai pendapat
tentang pengertian media, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa pengertian media
dalam pembelajaran adalah segala bentuk alat komunikatif yang dapat digunakan
untuk menyampaikan pesan/informasi dari sumber kepada anak didik yanng
bertujuan agar dapat merangsang pikiran, perasaan, minat dan perhatian anak
didik untuk mengikuti kegiatan pembelajaran.
Jadi,media pembelajaran
bagi anak usia dini: Pembelajaran yang menyenangkan bagi anak merupakan suatu
perangsang agar anak mampu mengembangkan kemampuan dasarnya. Pembelajaran yang
semacam ini memang harus ditunjang dengan media pembelajaran yang menarik pula.
Pada hakikatnya seorang anak akan dengan mudah belajar ketika disuguhkan dengan
benda yang nyata sebab anak belum mampu berfikir secara abstrak. Maka guru
membutuhkan penunjang dalam pembelajaarannya seperti Alat Permainan Edukatif
(APE).
B.PERANAN MEDIA PEMBELAJARAN BAGI ANAK USIA DINI
1.
Memperjelas Penyajian Pesan dan Mengurangi Verbalitas
Penggunaan media dapat mengurangi verbalitas
karena media dapat mendooroong anak untuk aktif berperan serta dalam proses
belajar mengajar, sehingga informasi yang diterima oleh anak didik tidak hanya
dari guru saja tetapi anak didik juga turut aktif mencari dan mendapatkan
informasi pembelajaran tersebut.
2.
Memperdalam Pemahaman Anak Didik terhadap Materi Pelajaran
Dengan penggunaa media dalam belajar akan ada kejelasan
informasi/pesan tentang materi pelajaran yang diterima anak didik. Di samping
itu, melalui media peran aktif anak didik dapat digerakkan untuk memperoleh
pengetahuan tentang materi pelajaran, maka hal itu secara otomatis akan
memperdalam pemahaman anak didik.
3. Memperagakan
Pengertian yang Abstrak kepada Pengertian yang Koonkret dan Jelas
Materi pembelajaran sering kali adalah sesuatu yang bersifat
abstrak. Hal yang abstrak ini tidak mudah dipahami terutama untuk anak usia
dini. Oleh karena itu, media mampu menjadikan sesuatu yang bersifat abstrak
dapat dipahami secara konkret dan jelas. Misalnya ketika mengajarkan makna
kasih sayang, Tuhan, Malaikat, dll.
4.
Mengatasi Keterbatasan Ruang, Waktu dan Daya Indera anak
Manusia memiliki keterbatasan indera untuk bisa memahami tentang
seluk beluk lingkungan kehidupannya jika hanya mengandalkan daya inderanya.
Ooleh karena itu, manusia membutuhkan bantuan berbagai alat yaitu denagn
menggunakan berbagai media.
5. Penggunaan
Media Pembelajaran yang Tepat akan Dapat Mengatasi Sikap Pasif Anak Didik
Dengan
penggunaan media, anak diberi kesempatan untuk bereksperimen, dan bereksplorasi
secara luas terhadap media tersebut.
6.Mengatasi
Sifat Unik pada Setiap Anak Didik yang Diakibatkan oleh Lingkungan yang Berbeda
Setiap
anak didik berasal dari lingkungan keluarga yang memiliki budaya, agama,
tingkat pendidikan, dan sosial ekonomi yang berbeda-beda. Oleh karena itu,
setiap anak didik memiliki keunika tersendiri dan berpengaruh terhadap proses
belajar-mengajar. Dalam hal ini guru dituntuk untuk mengguakan media yang
sesuai dengan para anak didiknya. Misalnya guru menggunakan variasi media utuk
mengatasi perbedaan gaya belajar para anak didiknya.
7.Media
Mampu Memberikan Variasi dalam Proses Belajar Mengajar
Dengan
menggunakan media yang bervariasi, maka suasana pembelajaranpun akan bervariasi
dan menarik bagi anak. Hal ini dikarenakan setiap media memiliki karakteristik
yang memungkinkan kegiatan pembelajaran dapat dilakukan dalam berbagai cara dan
metode.
8.Memberi
Kesempatan pada Anak Didik untuk Mereview Pelajaran yang Diberikan
Dalam
proses belajar-mengajar mungkin saja ada beberapa informasi yang terlewat oleh
anak. Dengan melihat kembali media yang digunakan oleh guru dalam menerangkan,
anak dapat merevisi kembali informasi pelajaran yang pernah diterimanya
tersebut
9. Memperlancar
Pelaksanaan Kegiatan Belajar-Mengajar dan Mempermudah Tugas Para Guru
Dengan
penggunaan media yang tepat, maka pelaksanaan kegiatan belajar-mengajar akan
lebih efektif dan efisien.
C.KEGUNAAN
ATAU PENTINGNYA MEDIA BAGI ANAK USIA DINI
Ada beberapa pertimbangan mengenai pentingnya media
dalam pembelajaran anak TK, antara lain:
1. Media belajar memberi
kesempatan untuk mendapatkan pengetahuan dan memperkaya anak dengan menggunakan
berbagai pilihan sumber belajar seperti buku, alat, nara sumber, metode,
lingkungan dsb yang semuanya dapat menambah pengetahuan anak. Dalam hal ini
sumber belajar menfasilitasi anak untuk menyalurkan keingintahuannya yang kuat
dan antusias terhadap banyak hal.
- Media belajar dapat meningkatkan kemampuan anak dalam berbahasa, caranya dengan berbicara dan berkomunikasi dengan nara sumber atau guru yang dapat mengembangkan pandangan anak dalam berbagai aspek kehidupan.
- Media belajar dapat membantu mengenalkan anak pada lingkungan dan juga mengajar anak mengenal kekuatan maupun kelemahan dirinya. Hal ini bisa menggunakan alat permainan sebagai sumber belajar sehingga dapat memotivasi anak untuk melakukan kegiatan yang jelas dan menggunakan panca indranya secara aktif, contoh, kepingan puzzle.
- Media belajar dapat menumbuhkan motivasi belajar anak sehingga perhatian anak meningkat. Sumber belajar yang beragam dan bervariasi akan menimbulkan rasa keterkaitan anak terhadap bahan ajar yang akan diberikan. Anak bisa memilih sumber belajar mana yang paling cocok dan sesuai dengan minatnya masing-masing hal ini akan membuat suasana pembelajaran terasa lebih dinamis mengingat siswa semangat untuk belajar.
- Media belajar memungkinkan anak untuk mencapai tujuan pembelajaran dengan lebih baik.
- Media belajar mendukung siswa untuk lebih banyak melakukan kegiatan belajar yaitu selain mendengarkan uraian dari guru tetapi juga mengamati, melakukan, mendemontrasikan dan lain-lain.
- Memperjelas penyajian pesan agar tidak terlalu bersifat verbalistik (dalam bentuk kata-kata tertulis atau lisan).
- Mengatasi keterbatasan ruang, waktu dan daya indera.
9. Dapat memberikan pengalaman belajar yang lebih
kongkret langsung. Anak dalam nejnajgn
TK berada pada fase berfikir kongkret artinya anak seusia TK belum mampu
berfikir diluar batas kemampuan pancainderanya (secara abstrak). Pemberian
pengalaman belajar yang nyata/kongkret akan lebih bermakna dalam proses belajar
anak. Misal guru menjelaskan angkutan. Sebaiknya guru tidak menjelaskan secara
lisan saja, sebaiknya guru menfasilitasi untuk melihat langsung.
10. Ada kalanya guru harus menjelaskan mengenai
hal-hal yang tidak meungkin diadakan, di kunjungi atau di lihat secara
langsung. Misal guru bercerita binatang maka guru mungkin mendatangkan gajah ke
sekolah, maka guru dapat menggunakan gambar, foto dan lain sebagainya.
11. Upaya memperluas wawasa anak melalui
pemanfaatan sumber belajar merupakan nilai tambah yang lain sumber
belajar. Artinya guru untuk menambah wawasan anak maka guru telah mengajak
untuk mengamati. Misal mengamati ikan dan sebagainya.
12. Memberikan informasi yang akurat dan terbaru.
Misal informasi yang di dapatkan anak melalui buku bacaan/majalah.
13. Motivasi anak untuk belajar selalu menjadi
fokus perhatian guru dalam pengelolaan kegiatan pembelajaran anak TK. Artinya
kreatifitas guru dalam memilih dan memanfaatkan berbagai sumber belajar akan
mendorong anak menyenangi kegiatan belajarnya, karena anak di berikan sumber
pengetahuan, sumber informasi dan sumber balajar dan beragam.
14 .Mengembang berfikir anak secara lebih kritis
dan positif. Misal anak diajak ke kebun binatang, maka anak akan dapat
mengemukakan pertanyaan atas apa yang dilihatnya.
B.PERMAINAN
EDUKATIF PADA AUD
Permainan edukatif adalah semua
bentuk permainan yang dirancang untuk memberikan pengalaman pendidikan atau
pengalaman belajar kepada para pemainnya, termasuk permainan tradisional dan
“modern” yang diberi muatan pendidikan dan pengajaran (Adams, 1975).
|
|
Atas dasar pengertian itu,
permainan yang dirancang untuk memberi informasi atau menanamkan sikap tertentu,
misalnya untuk memupuk semangat kebersamaan dan kegotongroyongan, termasuk
dalam kategori permainan edukatif karena permainan itu memberikan pengalaman
belajar kognitif dan afektif. Dengan demikian, tidak menjadi soal apakah
permainan itu merupakan permainan “asli” yang khusus dirancang (by design)
untuk pendidikan ataukah permainan “lama” yang diberi nuansa atau
dimanfaatkan (by utilization) untuk pendidikan.
|
|
Permainan edukatif merupakan suatu
kegiatan yang sangat menyenangkan dan dapat merupakan cara atau alat
pendidikan yang bersifat mendidik dan bermanfaat untuk meningkatkan kemampuan
berbahasa, berpikir serta bergaul dengan lingkungan atau untuk menguatkan dan
menterampilkan anggota badan si anak, mengembangkan kepribadian, mendekatkan
hubungan antara pendidik dengan peserta didik, kemudian menyalurkan kegiatan
anak didik dan sebagainya.
|
|
Permainan edukatif juga dapat
berarti sebuah bentuk kegiatan yang dilakukan untuk memperoleh kesenangan
dari cara atau media pendidikan yang digunakan dalam kegiatan bermain, yang
disadari atau tidak, memiliki muatan pendidikan yang dapat bermanfaat dalam
mengembangkan diri peserta didik.Artinya, permainan edukatif merupakan sebuah
bentuk kegiatan mendidik yang dilakukan dengan menggunakan cara atau media permainan
yang bersifat mendidik. Ringkasnya, permainan edukatif adalah permainan yang
bersifat mendidik.
|
|
Dalam
menentukan permainan edukatif, guru harus pintar dalam memilih, karena tidak
semua yang harganya mahal dan modern itu bersifat mendidik, bisa jadi itu
hanya menanamkan sifat konsumtif pada anak. Selayaknya guru sebagai pendidik
di sekolah dapat memilih dan menyediakan media-media yang dapat mendukung
perkembangan kepribadian anak, yang menyangkut fisik, intelektual, sosial,
moral dan emosional anak. Dalam memilih permainan edukatif, guru harus
memperhatikan kelayakan dan kemanan mainan tersebut.
Syarat-syarat
yang perlu diperhatikan dalam memilih permainan edukatif diantaranya:
|
|
1.
|
Desain Mudah dan Sederhana
|
Sebaiknya desain permainan
edukatif mempunyai desain yang sederhana. Hal paling penting adalah tepat dan
mengena pada sasaran edukasi, sehingga anak tidak terbebani dengan
kerumitannya.
|
|
2.
|
Multifungsi
|
Permainan edukasi sesuai untuk
anak lelaki atau perempuan, sehingga dapat juga dibentuk sesuai kreativitas
dan keinginan anak.
|
|
3.
|
Menarik
|
Permainan edukatif sebaiknya mampu
memotivasi anak dan tidak memerlukan pengawasan yang intensif. Sehingga anak
akan bebas mengekspresikan kekreatifannya.
|
|
4.
|
Berukuran besar
|
Permainan edukatif sebaiknya
berukuran besar karena kan memudahkan anak untuk memegangnya dan menghindari
kemungkinan membahayakan misalnya dimasukkan ke mulut, maka sebaiknya memilih
peralatan yang besar.
|
|
5.
|
Awet dan sesuai kebutuhan
|
Hendaknya permainan edukasi tahan
lama dan sesuai tujuan yang diinginkan, sesuai kebutuhan dan tidak
menghabiskan ruangan.
|
|
6.
|
Mendorong Anak untuk bermain
bersama
|
Sebaiknya memilih anak yang
memberi kesempatan untuk bersosialisasi dengan temannya dengan segenap
kreativitasnya.
|
|
7.
|
Mengembangkan Daya Fantasi
|
Permainan edukasi diharapkan mampu
mengembangkan daya fantasi dan imajinasi anak.
|
|
Walaupun alat permainan
edukatifnya sederhana harus tetap menarik baik warna maupun bentuknya. Bila
bersuara, suaranya harus jelas. Alat permainan edukatif harus mudah diterima
oleh semua kebudayaan karena bentuknya sangat umum dan harus tidak mudah
rusak. Kalau ada bagian-bagian yang rusak harus mudah diganti. Selain itu
pemeliharaannya mudah, terbuat dari bahan yang mudah didapat, dan harganya terjangkau
oleh masyarakat luas.
|
|
Permainan edukatif penting bagi
anak-anak, disebabkan karena :
|
|
1.
|
Permainan edukatif dapat membantu
anak dalam mengembangkan dirinya.
|
2.
|
Permainan edukatif mampu
minengkatkan kemampuan berkomunikasi bagi anak.
|
3.
|
Permainan edukatif mampu membantu
anak dalam menciptakan hal baru atau memberi inovasi pada suatu permainan.
|
4.
|
Permainan edukatif mampu
meningkatkan cara berpikir pada anak.
|
5.
|
Permainan edukatif mampu
meningkatkan perasaan anak.
|
6.
|
Permainan edukatif mampu meningkatkan
rasa percaya diri pada anak.
|
7.
|
Permainan edukatif mampu
merangsang imajinasi pada anak.
|
8.
|
Permainan edukatif dapat melatih
kemampuan bahasa pada anak
|
9.
|
Permainan edukatif dapat membentk
moralitas anak.
|
10.
|
Permainan edukatif dapat mengembangkan
sosialisasi pada anak.
|
ALAT
PERMAIAN EDUKATIF
BASKETBALL
GAME
DARI
TUTUP BOTOL PLASTIK
1.bahan
Bahan yang digunakan dalam media pembelajaran
ini:
a.kardus bekas
b.tutup botol bekas aqua
c.botol minuman bekas
d.kertas HVS
e.kertas kado
f.bekas plastic makanan ringan
g.karet
h.tali
i.kawat
2.alat
Alat
yang digunakan dalam media pembelajaran ini:
a.gunting
b.pisau cutter
c.paku
d.penggaris/roll
e.kayu
f.lem dlukoll
g.lem aica-aibon
3.cara
pembuatan:
Cara
pembuatan media ini:
1.potong kardus bekas
dengan ukuran panjang 30 cm dan lebar 26 cm,pada lebar kardus sisakan sedikit
kardus bekas dengan ukuran 3 cm yang tidak dipotong habis agar bisa digunakan
untuk meletakkan tiang atau tonggak basketnya.
2.setelah kardus di
potong dengan ukurang yang telah ditentukan kemudian tempelkan kertas hvs agar
bisa menutupi kardus dan agar lebih menarik lagi tambah dengan hiasan kertas
kado,hiasi bagian tepi kardus yang telah dipotong dengan rapid an selanjutnya
hiasi lapangan basket dengan bekas plastic makanan ringan yang telah
disediakan.
3.kemudian dilanjutkan
dengan membuat tonggak basket tersebut dengan memotong kardus dengan ukuran
dengan panjang 12 cm dan lebar juga 12 cm dan juga dibuat tonggak basketnya
dengan kardus bekas juga,agar terlihat rapi juga dihiasi dengan kertas kado.
4.selanjtunya tempelkan
kertas hvs pada bagian depan kardus supaya rapi,dan dilanjutkan dengan memberi
lem pada tutup botol minuman bekas dan selanjutnya tempelkan tutup botol tadi
pada kardus yang telah ditempelkan kertas hvs tadi.
5.kemudian pada bagian
tutup botol paling bawah bagian tengahnya beri lobang agar bisa dimasukkan
bekas kaleng minuman yang juga diberi lobangnya agar bisa bersatu dan menjadi
gawang bola basket tersebut
6.setelah kardus bekas
tadi dihiasi dengan hvs dan kertas kado,kemudian letakkan tonggak basket pada
bagian kardus yang tidak terpotong habis tadi pada bagian lebar kardus,agar
bisa menjadi lapangan basket dan disertai juga dengan gawangnya.
7.selanjutnya untuk
membuat bola basket,di ambil dari tutup botol dari minuman aqua,dan tutup botol
tersebut juga dihiasi dengan kertas berwarna dan juga diberi angka setiap tutup
botol yang telah dihiasi.
8.dan yang terakhir
untuk bisa dimainkan bola basket tersebut,kami menggunakan bekas dari minuman
yakult yaitu 2 buah yakult dan juga diberi hiasan dengan kertas kado dan juga
menggunakan tutup botol bekas.
4.cara bermain/cara
penggunaannya.
Pertama-tama guru mengenalkan kepada anak permainan apa
yang akan dimainkan anak,selanjutnya guru mengetahui aturan-aturan permainan
kepada anak,anak harus mematuhi dan bermain secara bergantian dengan
teman-temannya.
selanjutnya dimulai dari guru mempraktekkan dengan cara
menarik tutup botol yang telah dihiasi dengan bekas minuman yakult kemudian
dilemparkan tutup botol yang telah diberi huruf ke gawang basket denagn
menggunakan jari telunjuk agar tutup botol tadi masuk ke gawang yang telah
disediakan,kemudian guru mengajak anak bermain dengan cara bergantian dengan
menggunakan tutup botol yang adanya hurufnya dari 1-5.dan anak juga bermain
secara bergantian.
Gambar media permainan
basket untuk anak usia dini:
Keterangan tentang gambar:
1.huruf 1-5 itu adalah
bola basket yang dilemparkan untuk bermain bagi anak,dan bermainnya secara
bergantian.
2.botol bekas minuman
yakult itu sebagai tempat meletakkan bola ke dalam tutup botol setelah tutupnya
dibuka dan ditarik kebawah agar bolanya bisa dilemparkan ke gawang basket
tersebut.
5.aspek yang
dikembangkan
Aspek yang dapat dikembangkan dalam media pembelajran ini
adalah:
1.mengembangkan aspek motorik halus anak.
Permainan basket ini dapat mengembangkan
motorik halus anak,dengan cara anak memainkan
dengan jari jemarinya.
2.mengembangkan aspek NAM
Permaina basket anak ini anak juga dapat
mengembangkan aspek nam nya melalui
anak mau menunggu antrian pada saat permainan,dan juga disiplin dalam permainan
3.aspek kognitif anak.
Melalui permainan ini anak juga dapat
mengembangkan aspek kognitifnya melalui anak mengetahui huruf-huruf yang telah
disediakan guru dan juga mengetahui macam-macam warna,baik itu warna dari tutup
botol bekas tersebut dan juga warna dari huruf-huruf tersebut.
4.aspek bahasa
Dengan permainan ini juga dapat mengembangkan aspek
bahasa anak karena saat guru bertanya kepada anak,berapa jumlah tutup botol,apa
saja warna-warna yang ada pada tutup botol dan anak mampu menjawab pertanyaan
dari guru,disini aspek bahasa anaak berkembang.
5.aspek sosial
emosional
Melalui permainan ini anak juga bisa mengembangkan aspek
sosemnya karena dengan permainan ini anak juga mampu berinteraksi dengan
temannya.
6.sasaran
berdasarkan usia.
Pada media pembelajaran ini sasaran
usia anak yaitu:
Usia
5-6 tahun.
Dimana
pada usia ini anak sudah dapat bermain basket ini dan juga dapat mengembangkan
segala aspek perkembangan anak.dilihat saja dari aspek:
1.nam
Pada aspek nam ini :anak senang
bermain bersama teman-temannya,dan juga mau bermain bersama teman-temannya,dan
sabar menunggu giliran,bisa mengendalikan emosi dengan cara yang wajar,karena
dalam permainan ini juga melatih kesabaran anak dalam memasukkan bola ke
gawangnya.
2.kognitif
Pada
usia 5-6 tahun anak sudah mampu menyebutkan urutan bilangan dari 1-5,dan juga
mengetahui lambing bilangan tersebut.
3.fisik motorik halus
Dalam
permaianan bola basket ini pada usia 5-6 tahun anak sudah bisa memegang bola
dan juga melemparkan bola ke gawang dengan menggunakan jari jemarinya.
7.analisis
kebutuhan.
Pada media pembelajaran ini,guru
menggunakan media ini dengan menggunakan metode bermain,dimana sama-sama kita
ketahui bahwa anak usia dini itu kebutuhannya adalah bermain,”jadi seorang guru
harus kreatif memilih media yang akan diajarkan kepada anak,dimana media yang
digunakan juga harus dapat mengembangkan segala aspek perkembangan anak,dimana
dalam pembelajaran untuk anak usia dini yaitu dengan “bermain sambil belajar
atau belajar seraya bermain”,dalam permaianan anak juga bisa belajar,juga
mengetahui dan juga menambah wawasan anak.disini kreatifitas dari seorang
gurulah yang mampu merangsang pembelajran yang menarik bagi anak dengan
menggunakan media permainan yang menyenagkan bagi anak.
Kesimpulan
Berdasarkan uraian diatas maka dapat di
simpulkan bahwa bermain basket dari bahan bekas sangat menyenangkan dan
bahan-bahannya sangat mudah di dapatkan.Selain itu juga media ini sangat aman
dan mudah di buat,tentunnya dengan biaya yang sangat terjangkau,jadi apabila
rusak mudah di perbaiki.dan permainan ini juga dapat mengembangkan segala aspek
perkembangan anak,namun dalam permainan ini aspek perkembangan yang paling
menonjol yaiti fisik motorik halus anak,karena anak bermain menggunakan jari-jemarinya.
Saran
|
||
1
|
Perlu
adanya upaya meningkatkan kreatifitas dengan memperluas wawasan guru tentang
pemanfaatan media alat permainan edukatif ini dan bahan yang digunakan tidak
jauh di sekitar guru dan siswa untuk dijadikan media pembelajaran.
|
|
2
|
Perlu
adanya upaya meningkatkan wawasan guru yang dapat memanfaatkan berbagai media
sehingga melahirkan pembelajaran yang efektif dan menyenangkan.
DAFTAR
RUJUKAN
Sadiman,Arief,dkk.2003.Media
Pendidikan Pengertian, Pengembangan dan Pemanfaatannya.Jakarta.USAID
Tim
Penyusun.2004.Bahan Ajar Belajar Pembelajaran.UNP
http//wordpress.com
http//kompasiana.com
|
Tidak ada komentar:
Posting Komentar